Latest Entries »

Inti dan Arti Kepahlawanan

“kepahlawanan adalah sebuah cara untuk menjadi besar dengan cara yang benar.”

apa sih sebenarnya pahlawan itu? apakah yang yang pertama kali terbayang???

Spiderman? yang mempunyai kekuatan hero, apakah Gatot kaca? dengan otot kawat balung wesi?

“Kepahlawanan tidak terjadi di dunia maya seperti dalam mimpi atau video games”

Ada saat dimana mereka sedih, lelah dan takut. Jejak – jejak kelemahan, Keputus-asaan, kecemasan. Dan keterpurukan pun pernah mendera jiwa mereka.

Orang biasa

yang melakukan

pekerjaan besar dalam sunyi yang panjang sampai waktu mereka habis. (ust. Anis Matta., lc)

sesuatu itu juga disebut pahlawan jika menghasilkan suatu KARYA.

KARYA KEPAHLAWANAN MERUPAKAN TABUNGAN JIWA DALAM MASA YANG LAMA

Pekerjaan-pekerjaan besar dalam sejarah hanya dapat diselesaikan oleh mereka yang memiliki naluri kepahlawanan, sehingga tantangan adalah stimulan kehidupan yang telah disediakan Tuhan untuk merangsang munculnya naluri kepahlawanan dalam diri seseorang.

“jika jiwa itu besar maka sesungguhnya fisik tidak akan mampu meladeninya”

KEBERANIAN

merupakan saudara yang paling dekat dengan naluri kepahlawanan, karena pekerjaan dan tantangan besar itu menyimpan resiko. Jika dihubungkan naluri kepahlawanan adalah akar pohon dan keberanian adalah batang yang menegakkannya

PENGORBANAN

Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lain

Pahlawan tidak mengerjakan pekerjaan kepahlawanannya sepanjang hidupnya.

Kepahlawanan seseorang biasanya memiliki momentumnya.

Usaha manusiawi yang dapat kita lakukan adalah “mempercepat” kematangan pribadi.

“Momentum tidak terulang untuk kedua kalinya…”

KESABARAN

Tidak ada keberanian yang sempurna tanpa kesabaran. kesadaran adalah nafas yang  menentukan sejauh mana kita mampu membawa beban idealisme kepahlawanan dan seuat apa kita mampu survive dalam menghadapi tekanan hidup.

KOMPETISI

Adalah tempat yang melekat dalam diri pahlawan

Cara terbaik untuk mengeksplorasi potensi-potensi mereka, sehingga mereka membutuhkan medan kompetisi yang tidak terbatas

Kopetisi adalah cara terbaik dalam membedakan peringkat

MOMENTUM KEPAHLAWANAN

Pahlawan tidak mengerjakan tindakan kepahlawanannya sepanjang hidupnya, oleh karena itu kepahlawanan seseorang memiliki momentumnya. Usaha yang dilakukan seseorang adalah “mempercepat kematangan pribadi”. “MOMENTUM TIDAK TERULANG UNTUK KEDUA KALINYA…”

ANTARA KEGAGALAN, MUSIBAH, KESALAHAN, DAN KEKALAHAN

Seorang pahlawan boleh salah, boleh gagal, boleh tertimpa musibah, akan tetapi tidak boleh kalah. Sebab kepahlawanan adalah piala yang diperebutkan, bukan kado yang dihadiahkan.


SENI MENILAI DIRI SENDIRI

Pahawan sejati mengetahui letak sisi kepahlawanan mereka. Sebab tidak ada orang yang bisa menjadi pahlawan dalam segala hal. Seorang pahlawan perang tidak pernah memaksakan diri menjadi pahlawan di bidang ilmu pengetahuan.

Diambil dari: Presentated at Retooling Program Batch IV UGM Juli 2006

Produser: Nasip Nurdin

Ide Kreatif: Nasip Nurdin

Penyusun Kata: M. Arif

Editor: Nadin CS.

Ada saat dimana mereka sedih, lelah dan takut. Jejak – jejak kelemahan, Keputus-asaan, kecemasan. Dan keterpurukan pun pernah mendera jiwa mereka.

Problem Catur Sederhana

Kita mulai dari yang sederhana dulu hehe..

1. Putih jalan dan menang dalam 3 (tiga) langkah.. (gambar 1)

2. Putih langkah dan menang (gambar 2)

3. Untuk yang ketiga saya kasih yang sedikit agak berpikir,.. (tiga langkah putih menang) (gambar 3)

1

2

3

Where is the love (versi jawa)

–>DOWNLOAD<–
password: D7070N

Romeo aku Engtay aku bersumpah harus mendapatkanmu Romeo……Romeo….

Ono crito kadung tresno Engtai karo Remo
Ing jaman purbokolo, jamane wayang londo
Si bapak Buris Rowo ibune ora sronto
Gawe wong loro tambah nlongso

(wong loro tambah nelongso, tambah nlongso wong loro)
(wong loro adol kloso, gandrung tresno gandrung tresno)

Wis nyobo reno reno
Tekan nggone wong tuwo
Nganggo nglakoni poso
Mah kepetuk gendruwo
Wong loro pengen mulyo
Malah dadi rekoso malah dadi ciloko
Keloro-loro

——######———-
Emang lagu yang aneh, disini terjadi percintaan silang. Romeo & Juliet , Sampek & Engtay…—>> ROMEO & ENGTAY

Plant Vs Zombie


Siapa sih yang nggak tau sama game ini? Pertama kali gue mainin ini game, yang ada cuma ngakak sama sakit perut. Ada ada aja tingkah para zombie yang lucu lucu. ada yang pakek ember bekas buat nutupin kepalanya biar nggak kena tembak, ada yang terbang pakai balon udara, sampai ada juga yang malah ngedance. 

Game ini menceritakan tentang peperangan antara tanaman dan zombie. Zombie berusaha masuk ke dalam rumah, tetapi mendapat perlawanan dari tanaman di halaman rumah. Ada mecam macam tanaman dalam game ini, ada tanaman untuk menyerang, tanaman, untuk mengumpulkan point (bunga matahari), tanaman untuk menahan, pokonya macem macem deh tergantung bagaimana sobat sekalian membuat strategi dan memainkannya . selamat ngakak sobat!!! hahahahah LOL

Untuk mendownload game ini silahkan klik DISINI.

atau

DOWNLOAD GAME PLANT VS ZOMBIE

password : A113X

Materi Statistika

  1. PENDAHULUAN

PERANAN  STATISTIKA

STATISTIKA telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh: tiap bulan habis Rp. 500.000,00 untuk keperluan rumah tangga, ada 60% penduduk memerlukan perumahan, 10% anak SD mengalami putus sekolah.

Pemerintah menggunakan statistika untuk menilai hasil pembangunan masa lalu dan membuat rencana untuk masa depan.

Pimpinan mengambil manfaat statistika untuk melakukan tindakan yang perlu untuk menjalankan tugasnya. Statistika telah banyak digunakan dalam bebergai bidang ilmu untuk bermacam keperluan, seperti: penelitian, perencanaan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan, serta perumusan kebijakan.Meskipun penggunaan statistika telah meluas dalam berbagai bidang, namun tidak jarang ditemukan adanya pandangan yang keliru mengenai statistika.

Misalnya : ada yang menganggap bahwa dengan statistika setiap macam data dapat diolah untuk keperluan mendukung atau membantah suatu pendapat. Ada pula yang menganggap bahwa statistika dapat membuat hampir setiap studi menjadi lebih “ILMIAH”.

Beberapa hal yang tidak dapat dilakukan dengan Statistika:
1.  Statistika bukan suatu metode yang dapat membuktikan setiap pendapat yang ingin ditunjukkan kebenarannya. Persyaratan harus dipenuhi. Statistika tidak dapat mencegah atau memperbaiki kecerobohan yang dilakukan seseorang, atau ketidakjujurannya dalam memperoleh data dan menarik kesimpulan yang tidak didukung fakta.
2. Statistika tidak dapat menggantikan fungsi penalaran secara teoretik mengenai suatu masalah.
3. Statistika tidak dapat menggantikan fungsi pengukuran yang cermat atau pembuatan instrumen pengumpul data yang baik.

Tugas Statistika:
a.  Statistika Deskriptif;

Tugasnya mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data serta menyajikannya.
b.  Statistika Induktif (inferensial); tugasnya mengambil kesimpulan dan membuat keputusan

yang beralasan, sehubungan dengan ketidakpastian di masa depan berdasarkan analisis yang dilakukan yaitu melalui UJI HIPOTESIS.

  1. Pembatasan Persoalan
  2. Mengumpulkan data yang relevan
  3. Seleksi dan pengumpulan data ekstern
  4. Mengklasifikasikan
  5. Pengujian
  6. Analisis

Data Statistik :

  1. Menurut Sumber dan penggunaan:

Data Intern,Data Ekstern,

  1. Menurut Sumber dan Pengumpulan:

Data Primer; data yang dikumpulkan oleh suatu badan dan diterbitkan. Badan lain boleh memperolehnya bila memerlukan. Contoh BPS.

Data Sekunder; data yang dilaporkan oleh suatu badan, tetapi badan ini tidak langsung mengumpulkannya sendiri.

  1.  Menurut Nilainya:

Data Diskrit;

data yang hanya mempunyai sejumlah terbatas nilai-nilai. Disebut juga nilai pengamatan. Merupakan bilangan asli dan tidak mungkin bilangan pecahan. Hasil membilang/mengitung. Data NOMINAL.

Data Kontinyu;

data yang secara teoretik dapat menjalani setiap nilai. Merupakan hasil pengukuran.

DATA NOMINAL

Data mempunyai level pengukuran nominal jika angka yang dikaitkan dg suatu deskriptor hanya berfungsi sbg pengganti deskriptor tsb. Angka tidak menunjukkan makna, besaran, dan tidak dpt dimanipulasi secara matematik.

lanjutan

DATA ORDINAL

Adalah tingkatan paling rendah dari pengukuran data dimana angka yang dikaitkan dengan deskriptor suatu variabel mempunyai makna kuantitatif.  Selain memiliki karakteristik untuk membedakan antara objek-objek yang diukur seperti pada data nominal, angka ordinal juga mempunyai sifat tambahan, yaitu dapat memberi indikasi mana di antara dua objek yang mempunyai kelebihan.

lanjutan

DATA INTERVAL

Selain memiliki karakteristik yang dimiliki data nominal dan ordinal, data ini juga mempunyai tambahan karakteristik berupa interval/jarak yg sama antara dus angka yang berurutan, shg jarak antara 9 da 13 adalah sama dg jarak antara 7 dan 3. Contoh skor tes, suhu pada termometer, umur.

DATA RATIO

Merupakan tingkat pengukuran tertinggi, yang mempunyai karakteristik berupa titik nol mutlak, misalnya 8 adalah 2 kali lbih besar daripada 4, dg nol menandakan absennya deskriptor yg diukur. Contoh: berat, jumlah anak.  Dalam penelitian sosial jarang yg sampai level ini.

4.  Menurut Jenisnya:

Data Kuantitatif  dan Data Kualitatif

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi; objek penelitian dengan batas-batas persoalan yang cukup jelas. Usaha memperoleh data dengan cara meneliti seluruh individu dalam populasi disebut sensus.

Sampel; bagian dari populasi. Sampel harus dapat memwakili (Representatif) populasi. Segala karakteristik populasi harus tercermin dalam sampel.

Sampel represntatif apabila anggotanya diambil secara random, yaitu setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

Mengapa sampling?

  1. Populasi tak terbatas (infinite population)
  2. Populasi terbatas … alasan biaya, waktu, tenaga.
  3. Fase statistika yang berhubungan dengan kondisi dimana kesimpulan demikian diambil disebut Statistika Induktif.
  4. Fase statistika yang berusaha melukiskan dan menganalisis kelompok yang diberikan tanpa membuat atau menarik kesimpulan disebut statistika deskriptif.

PENGUMPULAN  DATA:

  1. Mengadakan penelitian langsung ke lapangan atau di laboratorium terhadap obyek penelitian. Hasilnya dicatat, kemudian dianalisis.
  2. Mengambil sebagian atau seluruhnya dari sekumpulan data yang telah dicatat atau dilaporkan oleh badan/orang lain.
  3. Mengadakan angket, yakni cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan, sehingga responden tinggal menandai dengan mudah dan cepat.

`           PEMBULATAN ANGKA:

  1. Jika angka terkiri dari yang harus dihilangkan 4 atau kurang, maka angka terkanan dari yang mendahuluinya tidak berubah. Contoh: Rp. 59.376.402,96, dibulatkan hingga jutaan rupiah menjadi Rp. 59 juta. Angka yang harus dihilangkan mulai dari 3 ke kanan.
  2. Jika angka terkiri terdiri dari yang harus dihilangkan lebih dari 5 atau 5 diikuti oleh angka bukan nol, maka angka terkanan dari yang mendahuluinya bertambah dengan satu. Contoh:6.948 kg, dibulatkan hingga ribuan akan menjadi 7 ribu.

3.  Jika angka terkiri dari yang harus dihilangkan hanya angka 5 atau 5 yang diikuti oleh angka-angka nol belaka, maka angka terkanan dari yang mendahuluinya tetap jika ia genap, tambah satu jika ia gasal. Contoh:

v    Bilangan 8,5 atau 8, 500 menjadi 8 jika dibulatkan teliti hingga satuan. Angka yang harus dihilangkan masing-masing 5 dan 500 sedangkan yang mendahuluinya adalah genap, yakni 8. Jadi harus tetap 8.

v    Akan tetapi 19,5 atau 19,50 menjadi 20 jika dibulatkan hingga satuan. Ini disebabkan angka yang mendahului 5 atau 50 merupakan bilangan gasal. Jadi harus ditambah satu.

ATURAN 3 disebut ATURAN GENAP TERDEKAT yang diambil untuk membuat keseimbangan antara pembulatan ke atas dan ke bawah, jika yang harus dihilangkan terdiri atas 5 atau 500.

Distribusi Frekuensi (DF): penyebaran nilai-nilai suatu faktor variabel sepanjang suatu skala nilai-nilai.

A. Menurut Macam Klasifikasi: 2 DF

1. DF Numerikal; pengelompokan /klasifikasinya berdasarkan keterangan yang berupa angka (kuantitatif)

2. DF Kategorikal; pengelompokan/klasifikasi frekuensi berupa keterangan kualitatif.

B. Menurut Banyaknya karakteristik:

  1. DF Tunggal; 1 karakteristik
  2. DF Ganda ; > 1 karakteristik

3 langkah membentuk DF Numerikal:

  1. Menentukan kelas
  2. Menyeleksi frekuensi ke dalam kelas
  3. Menjumlah semua frekuensi dari kelas

TDF dengan panjang kelas yang sama:

  1. Tentukan rentang (Range), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil atau

R = Xt – Xr  atau R = Xn– X1

2. Tentukan Banyak Kelas Interval, biasanya  5 – 15 atau menggunakan

STURGES RULE, yaitu:

banyak kelas = 1 + (3,3) log n

Kelas yang sedikit; keterangan banyak yang hilang, sehingga data kasar.

Kelas terlalu banyak; tidak dapat meringkas data.

2. Menentukan banyak (jumlah) kelas:

Banyak kelas antara 5 – 15 atau dengan

STURGES RULE:

k = 1 + 3,3 log n

k = jumlah kelas

n = jumlah individu

3. Tentukan panjang kelas (p)

4. Pilih ujung bawah kelas interval pertama, dapat diambil sama dengan data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data terkecil tetapi selisihnya harus kurang dari p.

LATIHAN MEMBUAT TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI

7980

70

68

90

92

80

70

63

76

4984

71

72

35

93

91

74

60

63

4890

92

85

83

76

61

99

83

88

7470

38

51

73

71

72

95

82

70

8191

56

65

74

90

97

80

60

66

9893

81

93

43

72

91

59

67

86

8782

74

83

86

67

88

71

89

79

8078

73

86

88

75

81

77

63

75

Syarat DF yang baik:

  1. Mempunyai nomor tabel
  2. Mempunyai judul dan sub judul yang jelas
  3. Mempunyai footnote yang jelas
  4. Menyebutkan sumber data
  5. Mempunyai susunan kelas yang baik
  6. Hindarkan pemakaian batas kelas yang berulang
  7. Hindarkan pemakaian panjang kelas yang tidak sama
  8. DF terbuka boleh digunakan jika frekuensi dari kelas terakhir kecil.

KELAS TERBUKA

  • Kelas terbuka terjadi pada kelas pertama dan atau kelas terahir
  • Kelas terbuka dibuat apabila tidak cukup banyak pengamatan yang akan terdapat jika interval itu dibuat tertutup dan jika data ekstrim tidak diketahui atau tak perlu diperhatikan.

DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF

NILAI f f (%)
31 – 4041 – 50

51 – 60

61 – 70

71 – 80

81 – 90

91 – 100

23

5

14

24

20

12

2,503,75

6,25

17,50

30,00

25,00

15,00

Jumlah 80 100

DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF (DFK)

DFK dpt dibentuk dari DF biasa, dengan jalan menjumlahkan frekuensi demi frekuensi.

2 macam DFK:

  1. KURANG DARI
  2. ATAU LEBIH

Frekuensi dapat absolut maupun relatif

DFK NILAI UJIAN STATISTIKA

NILAI f F Kurang dari F atau lebih
31 – 4041 – 50

51 – 60

61 – 70

71 – 80

81 – 90

91 – 100

101 – 110

23

5

14

24

20

12

02

5

10

24

48

68

80

8078

75

70

56

32

12

0

Jumlah 80

Penyajian Data dengan Grafik atau Gambar

  1. HISTOGRAM
  2. POLIGON
  3. OGIVE

MEMBUAT GRAFIK DARI DF

—     Histogram atau diagram batang, berbentuk segi empat. Data Kontinyu.

Langkah-langkah Pembuatan:

  1. Membuat absis dan ordinat (10:7)
  2. Absis untuk nilai (BBN); ordinat untuk frekuensi (f)
  3. Membuat skala absis dan ordinat
  4. Membuat segi empat pada absis, tingginya sama dengan fnya.
  5. Memberi nomor dan keterangan (nama).

POLIGON (FREQUENSY POLYGON)

  • Diagram berbentuk garis (line chart) dari Data kontinyu.
  • Dibuat dengan menghubungkan titik-titik tengahtiap kelas secara berturut-turut, diteruskan sampai memotong absis.

OGIVE

  • Diagram garis dari DF meningkat (F)
  • Absis untuk nilai; ordinat untuk F.
  • Gunakan BBN
  • Dibuat dengan menarik garis2 dari BB sebelah kiri berturut-turut ke BBN di atasnya pada F kelas ybs.
  • Dan sebaliknya untuk meningkat dari bawah ke atas.

UKURAN TENDENSI SENTRAL DAN UKURAN LETAK

  1. Rata-rata (Mean/µ): hitung ( ), Ukur (U), dan Harmonik (H).
  2. Modus (Mode = Mo)
  3. Median
  4. Kuartil, Desil, Dan Persentil

MEAN HITUNG

Untuk data kuantitatif dari sampel dihitung dengan membagi jumlah nilai data oleh banyak data.

Rumus:

Data tunggal:

Data berkelompok:

MEAN UKUR (U)

Jika perbandingan tiap data berurutan tetap atau hampir tetap, rata-rata ukur lebih baik dipakai daripada rata-rata hitung.

Untuk data tunggal: X1, X2, … Xn maka:

atau

Data berkelompok:

3. Rata-rata Harmonik (H)

Untuk data tunggal: X1, X2, X3 …Xn

Rumus:

Untuk data berkelompok:

HUBUNGAN: H ≤ U ≤

MODUS (Mo)

Adalah suatu nilai dari kumpulan nilai yang paling banyak terjadi.

Nilai Modus adalah nilai tengah dari kelas yang paling banyak frekuensinya (Crude Mode = Modus kasar), rumus:

Keterangan:

b = batas bawah nyata (BBN) kelas yang mengandung Mo

p = panjang kelas Mo

b1 = frekuensi kelas Mo dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya

b2 = frekuensi kelas Mo dikurangi kelas interval terdekat berikutnya

MEDIAN (Md=Me)

Suatu nilai dari deretan nilai yang telah disusun (diarray) shg setengah dari deretan nilai = atau < dari Md, sdg setengah lainnya = atau > Md.

Menghitung Md untuk data tunggal:

  1. Jumlah amatan (n) gasal:

Median = X yang ke

setelah data diarray.

2. Jumlah amatan (n) genap, rumusnya:

Median = nilai X yang ke                  atau

nilai X yang ke                 setelah data diarray

Data berkelompok:

Keterangan:

b = BBN kelas yang mengandung Md

p = panjang kelas Md

n =jumlah frekuensi

F = frekuensi kumulatif sebelum kelas yang mengandung Md

f = frekuensi kelas yang mengandung Md

UKURAN LETAK
KUARTIL, DESIL,PERSENTIL

Kuartil

Jika sekumpulan data dibagi menjadi 4 bagian yg sama banyak, maka bilangan pembaginya disebut KUARTIL.

Ada 3 kuartil: Kuartil Pertama (K1)

Kuartil Kedua (K2)

Kuartil Ketiga (K3)

Rumus Letak Kuartil

K1 = data ke                             dengan i = 1, 2, 3

Contoh data:

52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94

Letak K1 = data ke                      = data ke 31/4

Yaitu antara data keempat seperempat jauh dari data ke 3.

Nilai K1 = data ke 3 + ¼ (data ke4 – data ke3)

= 57+ ¼(60-57) = 57¾.

Data Berkelompok:

K1 = b + p                                 dengan keterangan:

b = BBN kelas mengandung K1

P = panjang kelas

F = jumlah frekuensi sebelum kelas K1

f = frekuensi kelas K1

Desil

Jika data dibagi dalam 10 bagian yg sama, maka didapat 9 pembagi dan tiap pembagi dinamakan DESIL.

Ada 9 desil (D1, D2, … D9)

Letak Di:

Data tak berkelompok:

Letak Di = data ke                     dengan i = 1, 2, …, 9

Contoh “data yang ada”

D7 adalah data ke                             = data ke 9,1

Nilai D7 adalah data ke 9 + (0,1) (data ke 10 – data ke 9)

D7 = 82 + (0,1)(86-82) = 82,4

Data Berkelompok:

dengan i = 1, 2, …, 9.

Keterangan:

b = BBN kelas Di ialah kelas interval dimana Di terletak

p = panjang kelas

F = frekuensi kumulatif sebelum kelas Di

f = frekuensi kelas Di

Persentil

Sekelompok data yang dibagi 100 bagian yang sama akan menghasilkan 99 pembagi.

Ada 99 Persentil, yaitu P1 – P99

Rumus Persentil:

Data tak berkelompok:

Letak Pi = data ke                         dengan i = 1, 2, …, 99

  • Data berkelompok

Keterangan:

b = BBN kelas Pi, ialah kelas interval dimana Pi terletak

p = panjang kelas Pi

F = jumlah frekuensi sebelum kelas Pi

f = frekuensi kelas Pi

UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI, DAN VARIASI

Menggambarkan derajat bagaimana berpencarnya data kuantitatif.

Jenis-Jenis:

v    RENTANG

v    RENTANG ANTAR KUARTIL

v    SIMPANGAN/DEVIASI KUARTIL

v    RERATA SIMPANGAN

v    SIMPANGAN BAKU

v    VARIANS DAN

v    KOEFISIEN VARIASI

v

1. RENTANG (RANGE) =

DATA TERBESAR – DATA TERKECIL

R = Xn –  X1

2. RENTANG ANTAR KUARTIL (RAK)

RAK = K3 – K1

3. RENTANG SEMI ANTAR KUARTIL (RSAK) = SIMPANGKAN KUARTIL (SK)

RSAK (SK) = ½ (K3 – K1)

RERATA SIMPANGAN

  • Untuk Data tak Berkelompok

Misalkan data pengamatan berbentuk X1, X2, … Xn

dengan rata-rata =         selanjutnya tentukan jarak

Antara tiap data (Xi) dengan       atau Xi –     .

(baca harga mutlak dari selisih Xi dengan

Data berkelompok

Xi adalah nilai tengah.

  • Langkah-langkah mencari RS:
  1. Tentukan dahulu nilai rata-rata (    )
  2. Cari selisih antara Xi dengan     , selanjutnya tentukan harga mutlaknya dan kalikan dengan fnya.
  3. Jumlahkan semua harga hasil no. 2.
  4. Hasil penjumlahan dibagi dengan n (jumlah f)
  5. Masukkan ke dalam rumus.

SIMPANGAN BAKU
(STANDAR DEVIASI)

  1. Ukuran dispersi yang sering digunakan dalam analisis statistik.

Dispersi adalah pengukuran penyebaran nilai di sekitar tendensi sentral.

2. Simbol:

s : untuk sampel

: untuk populasi

3. Kuadrat dari s atau  adalah ragam (variance).

SD untuk:

Data tak berkelompok:

  • Sampel kecil (n <30);  rumus:
  • Sampel besar (n≥30), rumus sama dengan populasi:
  • Data berkelompok:
    Nilai Xi adalah titik tengah.

Sampel besar, rumus:

Sampel kecil, rumus

Tabel untuk mencari SD:

SIMPANGAN BAKU GABUNGAN

Jika terdapat k buah subsampel:

Subsampel 1 : berukuran n1 dengan s1

Subsampel 2 : berukuran n2 dengan s2

Subsampel 3 : berukuran nk dengan sk

Yang digabungkan menjadi sebuah sampel berukuran n = n1+ n2+ …+ nk, maka standar deviasi untuk sampel ini merupakan s gabungan.

Rumus: Variance Gabungan  atau Simpangan baku gabungan =

Contoh:

Hasil pengamatan pertama terhadap objek sebanyak 14 memberikan s = 2,75 sedangan pengamatan kedua terhadap 23 objek diperoleh s = 3,08 maka untuk k = 2 diperoleh:

Rata-rata Gabungan:

(Untuk data tak berkelompok)

KOEFISIEN VARIASI

Ukuran variasi (dispersi) yang sudah dipelajari merupakan dispersi absolut.

Untuk mengukur pengaruh dan membandingkan variasi antara nilai-nilai besar dan nilai-nilai kecil →dispersi relatif.

Dispersi Relatif =

Contoh: dispersi relatif untuk simpangan baku, mak didapat Koefisien Variasi (KV) sbb.

NILAI STANDAR

  • SD sbg pengukuran variabilitas selalu dinyatakan dalam satuan angka kasar, seperti: kg.,rp., ha.,  km., dsb.
  • Nilai standar tidak lagi tergantung kepada satuan pengukurannya.
  • Nilai standar yang ASLI adalah z score, yaitu suatu bilangan yang menunjukkan seberapa jauh suatu nilai (angka kasar) menyimpang dari mean dalam satuan s.

Atau

Untuk i = 1, 2, …, n

Dalam mana

Z = nilai standar

X = sesuatu angka kasar

M=        = mean distribusi

S = standar deviasi

  • lanjutan

Z score adalah weghted score atau scale score.

Z score: z1; z2; z3; …; zn ternyata mempunyai

rata-rata             dan simpangan baku (s) = 1.

Dalam penggunaannya, angka z sering diubah menjadi keadaan atau model baru, atau distribusi baru, yang mempunyai rata2

Dan simpangan baku       yang ditentukan, sehingga rumus di atas diubah menjadi:

Contoh:

Dalam psikologi, tes Wechler-Bellevue diubah ke dalam angka baku dengan

Mean = 1 dan simpangan baku (s=3).

Tes klasifikasi umum tentara di AS, digunakan

Mean =100 dan s = 20

“Graduate Record Examination” di USA angka standar dinyatakan dengan Mean = 500 dan          s = 100

Contoh

  • Ada tiga calon dari SMA yang berbeda. Di sekolahnya masing-masing Calon A mendapat nilai Matatematika 83 sedangkan reratanya 62 dan simpangan baku 16. Calon B mendapat nilai 97 dg rerata kelas 83 dan simpangan baku 23, sedangkan C mendapat nilai 87 dg rerata kelas 65 dan sipangan baku 14. Salah satu calon akan dipilih berdasarkan sistem dengan rerata 500 dan simpangan baku 100. Calon mana yang sebaiknya didahulukan diterima?

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Berkurangnya pemahaman tentang dampak positif dan negatif sosialisasi menyebabkan salah pengertian dan salah tangkap dengan apa yang sebenarnya ingin disampaikan dalam proses sosialisasi. Demikian pula pada para agen sosialisasinya, misalnya saja orang tua yang melakukan proses sosialisasi yang salah pada anaknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang bagi seorang individu sebagai aktor dalam proses sosialisasi. Untuk itu perlu dikaji bagaimana dampak posistif dan negatif dari sosialisasi. Dengan demikian akibat buruk dari sosialisasi dapat dimiinimalisir.

  1. Rumusan Masalah
    1. Apa dampak positif dan negatif dari sosialisasi?
    2. Bagaimana cara penyelesaian masalah dampak negatif dari sosialisai?
    3. Tinjauan Pustaka
      1. Pengertian sosialisasi

Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya. Proses pembelajaran berlangsung secara bertahap, perlahan tapi pasti dan berkesinambungan. Pada awalnya proses itu berlangsung dalam lingkungan keluarga, kemudian berlanjut pada lingkungan tetangga, kampung, kota, hingga lingkungan negara dan dunia. Disamping itu individu memiliki enkulturasi (pembudayaan), yaitu individu mempelajari dan menyesuaikan alam pemikiran dan sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan perturan yang berlaku dalam kebudayaan masyarakatnya. Dalam kamus besar bahas indonesia, sosialisasi berarti suatu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya. Sosialisasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial yang terjadi bila seorang individu menghayati dan melaksanakan norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga akan merasa menjadi bagian dari kelompoknya. Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut:

  1. Sosialisasi ditempuh oleh seorang individu melalui proses belajar untuk memahami, menghayati, menyesuaikan dan melaksanakan suatu tindakan sosial yang sesuai denga pola perilaku masyarakatnya.
  2. Sosialisasi diperoleh seorang individu secara bertahap dan berkesinambungan sejak ia dilahirkan hingga akhir hayatnya.
  3. Sosialisasi erat kaitannya dengan enkulturasi atau proses pembudayaan yaitu proses belajar seorang individu untuk belajar mengenal, mengahayati dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya terhadap sistem adat dan norma serta semua peraturan dan pendirian yang hidup dalam lingkungan kebudayaan masyarakatnya.

Sarjono Soekanto: sosaialisasi adalah suatu proses sosial tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku orang-orang di dalam kelompoknya.

  1. Media/agen sosialisasi

Media sosialisasi sangat berperan dalam pembentukan kepribadian individu, media sosialisasi itu meliputi keluarga, kelompok bermain, lingkungan kerja, dan media massa.

  1. Keluarga

Keluarga merupakan media awal dari suatu proses sosialisasi. Proses sosialisasi awal ini dimulai dengan proses belajar menyesuaikan diri dan mengikuti setiap apa yang diajarkan oleh orang-orang sekitar lingkungan keluarganya. Melalui lingungan keluarga inilah anak dapat mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan sehari-hari.

Dalam keluarga orang tua memberikan perhatian untuk mendidik anak agar memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang benar dan baik melalui penanaman disiplin sehingga membentuk kepribadian yang baik bagi seorang anak. Oleh karena itu orang tua sangat berperan untuk:

1)      Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar sehingga anak tidak tertekan jiwanya

2)      Mendorong agar anak dapat membedakan antara perilaku benar atau salah, baik dan buruk, pantas atau tidak pantas dan sebagainya.

3)      Memberikan contoh perilaku yang baik dan pantas bagi anak-anaknya.

Dalam media keluarga ada dua pola sosasialisasi yaitu:

1)      Sosialisasi represif, dengan ciri-ciri:

a)      Menghukum perilaku yang keliru

b)      Hukuman dan imbakan material

c)      Kepatuhan anak

d)      Komunikasi sebagai perintah

e)      Komunikasi non verbal

f)       Sosialisasi berpusat pada orang tua

g)      Anak mmperhatikan keinginan orang tua

h)      Keluarga di dominasi orang tua

2)      Sosialisasi partisipasi

a)      Memberikan imbalan bagi perilaku yang baik

b)      Hukuman dan imabalan simbolis

c)      Otonomi anak

d)      Komunikasi sebagai interaksi

e)      Komunikasi verbal

f)       Sosialisasi berpusat pada anak

g)      Orang tua memperhatikan keinginan anak

h)      Keluarga merupakan generaliszed (kerjasama ke arah tujuan)

  1. Kelompok bermain

Dalam sosiologi kelompok bermain disebut juga dengan peer group. Pada usia anak, kelompok bermain mencakup teman-teman, tetangga, keluarga dan kerabat. Pada usia remaja, kelompok sepermainan berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Perkembangan itu antara lain disebabkan oleh bertambahnya ruang lingkup  pergaulan remaja baik di sekolah maupun di luar sekolah. Perananan positif kelompok persahabatan bagi perkembangan kepribadian anak antara lain sebagai berikut.

1)      Rasa aman dan rasa dianggap penting dalam kelompok akan sangat berguna bagi perkembangan jiwa anak.

2)      Perkembangan kemandirian remaja tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan.

3)      Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, taku khawatir, gembira, dan sebagainya yang mungkin tidak di dapat di rumah.

4)      Melalui interaksi dalam kelompok, remaja dapat mengembangkan berbagai keterampilan sosial yang berguna bagi masyarakat kelak.

5)      Pada umumnya kelompok persahabatan memiliki pola perilaku dan kaidah-kaidah tertentu yang mendorong remaja untuk lebih bersikap dewasa.

Diantara kelompok persahabatan adakalanya terbentuk kelompok remaja yang dikenal dengan sebutan geng. Tidak jarang antara satu geng dengan geng lain terjadi persaingan hingga berlanjut pada perkelahian atau tawuran. Akan tetapi ada juga geng yang mengembangkan dasar-dasar kepribadian yang sifatnya positif bagi anggotanya seperti:

1)      Mengembangkan keterampilan

2)      Menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial

3)      Rela berkorban untuk sesama anggota kelompok sehingga timbul rasa solidaritas

  1. Lingkungan sekolah

Di lingkungan sekolah, seseorang mempelajari hal-hal baru yang belum pernah mereka temukan, baik di lingkungan keluarga maupun kelompok bermain. Pendidikan formal mempersiapkan anak mengusai pernanan-pernanan baru di kemudian hari, manakala tidak lagi tergantung pada orang tuanya. Apabila seorang anak memasuki lingkungan sekolah maka secara resmi ia menjadi anggota kelompok formal yang terikat aturan-aturan resmi dan dihadapkan pada norma-norma yang diikuti secara teratur dengan sangsi tertentu.

Menurut Horton, fungsi nyata dari pendidikan antara lain sebagai berikut:

1)      Sebagai modal penting dalam menentukan mata pencaharian

2)      Dapat mengembangkan potensi demi pemenuhan kebutuhan pribadi dan pengembangan masyarakat.

3)      Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

4)      Membentuk kepribadian.

  1. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja juga memiliki pengaruh yang besar pada pembentuka keoribadian seseorang. Pengaruh dalam lingkungan kerja tersebut pada umumnya mengendap dalam diri seseorang dan sukar sekali untuk diubah, apa lagi yang bersangkutan cukup lam bekerja di lingkungan tersebut.

  1. Media massa

Media massa yang terdiri dari media cetak (surat kabar dan majalah) maupun elektronik (radio, televisi dan internet) merupakan alat komunikasi yang dapat menjangkau masyarakat secara luas.

  1. Bentuk-bentuk sosialisasi

Peter L. Berger dan Luckman ( dalam pengantar edisi kedua, Kamanto Soenarto, 1993) membedakan sosialisasi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:

  1. Sosialisasi primer

Sosialisasi primer merupakan sosialsasi pertama yang dialami individu sewaktu kecil. Pada tahap ini anak mulai mengenal keluarganya, dan berlangsung sebelum anak memasuki lingkungan yang kebih luas, seperti lingkungan sekolah.

  1. Sosialisasi sekunder

Sosialisasi sekunder merupakan tahapan lanjuta  setelah sosialisasi primer. Dalam tahap ini dikenal adanaya proses desosialisasi, yaitu proses pencabutan identitas diri yang lama dan dilanjutkan dengan resosialisasi , yaitu pemberian identitas baru yang didapat melalui institusi sosial.

  1. Tahap-tahap sosialisasi

Menurut George Herbet Mead (dalam pengantar sosiologi edisi kedua, Kamanto Spenart, 1993) proses sosialisasi berlangsung melaului beberapa tahapan berikut.

  1. Masa kanak-kanak

George Herbert Mead menyebutkan pada masa ini adalah masa meniru yang dikenal dengan istilah prepatory stage. Orang-orang disekitar lingkungan keluarga si anak juga mengajari tentang perbuatan atau perilaku yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Bila ia melakukan perbuatan benar maka akan dipuji dan disukai. Akan tetapi jika berbuat salah ia akan ditegur dan akhirnya si anak akan menyadari perbuatan yang boleh dilakukan dan yang tidak.

Setelah anak mengenal lingkungan, ia akan mengenal teknik bermain peran misalnya bermain perang-perangan, yang disebut oleh Mead sebagai play stage.

  1. Masa remaja

Tahap ini merupakan tahap lanjuatan dari teknik bermain peran pada masa anak-anak. Seorang remaja tidak hanya meniru seseorang, tetapi sudah mengidentikan dirinya, seolah-olah ia sudah menyamakan dengan tokoh idolanya. Dalam masa puber ini seorang remaja sering kali mengalami situasi krisis dengan gejala-gejala sebagai berikut:

a)      Bertemperamen keras dan agresif, atau sebaliknya murung dan suka menyendiri.

b)      Kepribadiannya labil karena masih mencari identitas diri.

c)      Mudah tersinggung dan sukar mengendalikan emosi

d)      Mudah terpengaruh oleh hal-hal tertentu, baik yang bersifat positif maupun negatif.

e)      Memiliki rasa ingin tahu dan mencoba hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah ia alami.

Dampak yang tidak diinginkan dari situasi krisis ini adalah munculnya perilaku menyimpang di kalangan remaja. Gejalanya muncul dari berbagai bentuk masalah sosial, seperti dekadensi (kemerosotan) moral, pergaulan sex bebas, kriminalitas, mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkoba dan tawuran antar pelajar.

  1. Masa dewasa

Sosialisasi pada tahap ini merupakan titik kulminasi yang paling optimal bagi seorang individu. Proses belajar tidak semata-mata melaui pola peniru, tetapi lebih kepada menyesuaikan diri yang disebut sebagai generalize other. Pada tahap ini, seorang individu dewasa sudah menyelaraskan dan menyesuaikan dirinya dengan pola budaya masyarakat tempat ia hidup. Selain itu individu juga memperoleh status dan peran yang mantap sehingga ia menjadi anggota penuh dari masyarakatnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Dampak sosialisasi
    1. Sosialisai keluarga
      1. Dampak positif

Menjadi agen sosialisai paling berpengaruh dalam menentukan kepribadian seorang individu.

  1. Dampak negatif

Sosialisasi keluarga akan membawa pengaruh terburuk ketika dalam kekuarga tersebut terjadi konflik. Sehingga menimbulkan trauma dan depresi pada anak, yang bekelanjutan dengan dengan perilaku menyimpang dari anak broken home tersebut.

  1. Sosialisai kelompok bermain
    1. Dampak positif

1)      Adanya rasa aman dan dianggap penting

2)      Tumbuhnya rasa kemandirian dalam diri anak

3)      Anak mendapat tempat penyaluran berbagai perasaannya, seperti rasa senang dan sedih.

4)      Dapat mengembangkan berbagai keterampilan sosial yang dimiliki.

5)      Memiliki banyak teman dan mendapat banyak pengetahuan.

6)      Dapat terhindar dari lingkungan pergaulan yang negatif

7)      Ilmunya bermanfaat dan memiliki masa depan yang cerah

8)      Mampu bersosialisasi dengan baik

9)      Belajar untuk membentuk organisasi yang baik

10)  Terbentuknya sifat disiplin dalam penggunaan waktu

  1. Dampak negatif

1)      Penyalahgunaan narkoba

2)      Pelacuran

3)      Sosialisasi tidak sempurna

Apabila seseorang dalam kehidupannya mengalami sosialisasi yang tidak sempurna, maka akan muncul penyimpangan pada perilakunya. Contohnya: seseorang menjadi pencuri karena terbentuk oleh lingkungannya yang banyak melakukan tindak ketidakjujuran, pelanggaran, pencurian dan sebagainya.

4)      Kriminalitas

5)      Gaya hidup

Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari perilaku umum atau biasanya. Penyimpangan ini antara lain : – Sikap arogansi yaitu kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kepandaian,kekuasaan, kekayaan, dan sebagainya. – Sikap eksentrik yaitu perbuatan yang menyimpang dari biasanya, sehingga dianggap aneh,misalnya laki-laki beranting di telinga, rambut gondrong, dan lain-lain.

6)      Mengkonsumsi rokok di bawah umur

7)      Kenakalan remaja Karena keinginan membuktikan keberanian dalam melakukan hal-hal yang dianggap bergengsi, sekelompok orang melakukan tindakan-tindakan menyerempet bahaya, misalnya kebut-kebutan, membentuk geng-geng yang membuat onar, dan lain-lain.

Selain itu, perkelahian antar pelajar termasuk jenis kenakalan remaja yang pada umumnya terjadi di kota-kota besar sebagai akibat kompleknya kehidupan disana. Demikian juga tawuran yang terjadi antar kelompok/etnis/warga yang akhir-akhir ini sering muncul. Tujuan perkelahian bukan untuk mencapai nilai yang positif, melainkan sekedar untuk balas dendam atau pamerkekuatan/unjuk kemampuan.

 

  1. Sosialisai media masa
    1. Dampak positif

Memberi informasi secara luas. Contoh : Masyarakat dapat memperoleh informasi secara luas sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat dari berbagai sumber-terutama dari media media massa, apakah dari siaran televisi dan radio (media elektronik), surat kabar dan majalah (media cetak), komputer pribadi, atau bahkan dari internet. Televisi pun mempunyai pengaruh positif seperti merangsang interaksi, merangsang eksperimen dan pertumbuhan mental sosial anak, serta memperluascakrawalapengetahuan. Di banyak negara termasuk Indonesia, televisi juga dimanfaatkan

  1. Dampak negatif

1)      Penghilangan privasi

Contoh: Pemberitaan sebuah kasus perkosaan seorang gadis di kebun tebu oleh media massa di Jawa Timur pada awal Desember 2007. Sebuah media cetak memuat foto lokasi perkosaan dilengkapi inset foto wajah si korban. Media itu juga menyebutkan alamat lengkap korban, nama lengkap korban, dan nama orangtuanya. Ironisnya, sampai sekarang pelakunya belum ditangkap dan media tidak mempersoalkan hal ini.

2)      Meningkatnya tindak kekerasan

Contoh: Dalam film, perempuan selalu digambarkan sebagi korban, diperkosa, disakiti. Sosialisasi kekerasan ini akan menjadi lingkaran setan bila film itu sukses dalam pemasaran, karena akan memberi inspirasi kepada produser lain untuk memproduksi film yang serupa atau bahkan lebih keras. Film terakhir yang diputar di India adalah tentang mafia yang diberi nilai humanis untuk kejahatan bawah tanah yang dilakukannya. Dengan demikian, perempuan mendapatkan haknya dengan membalas dendam, yang artinya melakukan kekerasan. Dalam sebuah film yang lain, perempuan digambarkan mencari keadilan dengan membunuh memakai sabit. Media massa lebih banyak memamerkan kekerasan. Akibatnya, terjadi peningkatan jumlah dan kecepatan kekerasan. Dalam film cerita mula-mula orang yang berkelahi hanya saling pukul dengan tinjunya, tetap kemudian mulai memakai senjata, granat dan alat pembunuh lain. Adegan perkelahian lalu menjadi hiburan. Kekerasan juga meningkat karena masyarakat menjadi seperti kecanduan terhadap kekerasan, sehingga terbentuklah spiral kekerasan dalam media. Penayangan acara SmackDown di televisi diyakini telah menyebabkan penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus.

3)      Mengubah gaya hidup masyarakat

Contoh: Iklan-iklan yang ditayangkan melalui media massa mempunyai potensi untuk mengubah pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat. Media massa pun sering digunakan untuk mempengaruhi dan bahkan membentuk pendapat umum. Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya di depan layar televisi dibandingkan waktu yang digunakan untuk belajar.

4)      Perubahan Moralisasi dan Peningkatan Pelanggaran Susila Dalam Masyarakat.

Contoh: Penayangan film-film keras dan brutal melalui televisi dapat menimbulkan perilaku yang keras magi masyarakat.

  1. Sosialisai lingkungan kerja
    1. Dampak positif

Pengaruh sosialisasi sangat kuat sehingga sulit untuk diubah dan telah mencapai tahap penyesuaian dengan pola budaya lingkungan pekerjaan ataupun pola budaya masyarakat di sekitarnya

  1. Dampak negatif

Menimbulkan kelas sosial karena jenis pekerjaan yang dilakukan.

 

  1. Penyelesaian masalah dampak negatif sosialisasi
    1. Peningkatan peran orang tua
      1. Memberi kebebasan bersyarat dimana anak dibiarkan untuk tetap bergaul dengan teman-temannya tetapi tetap diawasi.
      2. Memberikan contoh dampak negatif orang yang sudah terjerumus dalam pergaulan yang negatif.
      3. Berusaha untuk menjadi teman curhat anak dan memberikan solusi/saran yang intinya mendukung anak, agar mereka tidak merasa kesepian dan melampiaskannya pada pergaulan
  2. Seorang individu harus lebih selektif dengan mempertimbangkan pengaruh baik dan buruk dari suatu proses sosialisasi.
  3. Individu harus memiliki pegangan hidup yang kuat seperti agama dan norma-norma sosial yang berlaku dalam lingkungan masyarakatnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan:

Sosialisasi memiliki pernanan yang sangat penting bagi kehidupan seorang manusia. Proses sosialisasi ini berlangsung sejak ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Dalam proses sosialisasi terdapat berbagai tahapan dimana disetiap tahapan memiliki dampak positif dan juga memiliki dampak negatif. Dengan pemahaman tentang sosialisasi, maka akibat buruk yang ditimbulkan dari proses sosialisasi dapat diatasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Tim Sosiologi.2006.Sosiologi 1.Jakarta:Yudistira

http://muhammadrisa.blogspot.com/2011/10/kasus-dampak-positif-dan-negatif.html

http://v1r4-m3dia.blogspot.com/2011/06/agen-sosialisasi-kelompok-bermain.html

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Suber kekayaan alam atau sumber daya alam adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk kebutuhan manusia. Dewasa ini, eksploitasi berbagai  sumber daya alam tersebut terjadi secara besar-besaran. Hal ini akan menyebabkan terjadinya kelangkaan sumber daya alam

  1. Rumusan Masalah
    1. Apa saja klasifikasi sumber kekayaan alam (SDA) Indonesia?
    2. Apa masalah yang dihadapi dalam proses pengelolaan masing masing subsektor sumber daya alam tersebut?
    3. Bagaimana penyelesaian masalah-masalah pengelolaan sumber daya alam?

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Kajian teori

Hutan merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam menunjang perekonomian nasional serta juga merupakan daya dukung lingkungan terhadap keseimbangan ekosistem dunia” (Sistem Politik Indonesia, A. Rahman H.I.)

sumber daya kelautan adalah sumber daya yang berisi potensi kelautan yan salah satunya berupa jalur transportasi laut, jasa angkutan laut, dan perikanan yang dapat memberi nilai tambah bagi devisa negara”. (Sistem Politik Indonesia, A. Rahman H.I.)

Sumber daya migas adlah sumber daya yang meliputi sumber daya minyak, gas dan tambang..” (Sistem Politik Indonesia, A. Rahman H.I.)

  1. Deskripsi data
    1. Klasifikasi sumber kekayaan alam (SDA) Indonesia

Menurut jenisnya sumber daya alam dibagi menjadi dua yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat  berpengaruh terhadap kehidupan bangsa, antara lain.

  1. Sumber daya alam kehutanan

Indonesia merupakan negara dengan luas hutan terbesar di ASEAN.

  1. Sumber daya alam kelautan

Sumbe daya kelautan ini merupakan salah satu sumber yang memberi kontribusi sebesar 20% dari PDB nasional (2002). Sebagaimana diketahui pemberi kontribusi terbesar adalah sektor migas, diikiuti oleh industri maritim, perikanan, jasa angkut laut, wisata bahari, bangunan laut, dan lain-lainnya. Namun sebenarnya sumber day laut masih banyak yang belum tergarap, akan tetapi karena orientasinya lebih banyak kepada sektor darata, maka laut masih belum optimal diambil hasilnya.

  1. Sumber daya migas (SDM)

SDM ini memberi kontribusi pada penerimaan negara yang sangat besar. Data mengenai penerimaan negar dari migas ini adalah pada tahun 1996, 43% dari APBN dan tahun 2003 menurun menjadi 22,9%.

  1. Masalah proses pengelolaan sumber kekayaan alam Indonesia
    1. Sumber daya kehutanan

Indonesia mempunyai tingkat deforestasi yang tinggi. Laju deforestasi pada periode 1985-1997 adalah 1,6 hektar pertahun meningkat menjadi 2,1 hektar pertahun pada periode 1997-2001. Salah satu akibatnya adalah jumlah stwa Indonesia yang terancam punah tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Data penyelewengan hutan sangat tinggi, hal ini terlihat pada kasus tebang berlebih (over cutting), pembalakan liar (illegal loging), dan penyelundupan kayu ke luar negeri.

  1. Sumber daya kelautan

Masalah yang dihadapi oleh Indonesaia dalam pengelolaan sumber daya laut adalah pencurian ikan dan penangkapan ikan yang merusak. Pencurian ikan (illegal fishing) oleh kapal-kapal domestik maupun asing di peraiaran ZEE, menyebabkan hilangnya sumber daya ikan sekitar 1-1,5 juta ton per tahun dengan nilai kerugian negara sekitar US$ 2 miliar. Sementara itu penangkapan ikan yang merusak (desstruktive fishing) melalui penggunaan bahan peledak dan racun masih banyak terjadi yang dipicu oleh meningkatnya permintaan ikan di luar negeri dengan harga yang cukup tinggi. Dampak langsung adalah rusaknya terumbu karang yang merupakan habitat ikan yang sangat penting. Penyebab terjadinya kedua hal di atas adalah lemahnya pengendalian dan pengawasan dan kurangnya saranan penegakan hukum. Di samping jumlah dan kapasitas petugas pengawas, sistem pengawasan, partisipasi masyarakat dan koordinasi antar instansi yang terkait yang masih lemah.

  1. Sumber daya migas

Sebenarnya Indonesia sangat kaya dengan sumber daya minyak, gas dan tambangnya. Hanya saja pengelolaannya lebih menguntungkan pihak investor/pengusaha. Salah satu contohnya adalah PT Freeport, yaitu sebuah perusahaan penambang emas terbesar di dunia melalui tambang Gasberg, pertambangan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. Hingga sekarang pertambangan ini sudah menghasilkan 7,3 juta ton tembaga, 724,7 juta ton emas. Prosentasi bagi hasilnya atas penambangan adalah 1 persen untuk negara pemilik tanah (Indonesia) dan 99 persen untuk freeport (AS), sebagai negara yang memiliki teknologi untuk melakukan pertambangan di Papua. Adapun berita terkait lainnya yang menyatakan, ketika emas dan tembaga di sana mulai menipis ternyata di bawah lapisan emas dan tembaga, tepatnya di kedalaman 400 meter, ditemukan kandungan mineral yang harganya 100 kali lebih mahal dari pada emas. Itulah Uranium. Uranium yang dikenal sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar nuklir itu ditemukan di sana. Walaupun belum jelas jumlah kandungan Uranium yang ditemukan di sana, tapi kabar terakhir yang beredar, menurut para ahli, kandungan Uranium di sana cukup untuk membuat pembangkit listrik nuklir dengan tenaga yang dapat menerangi seluruh bumi hanya dengan kandungan Uranium di sana.

Dari sektor tambang minyak bumi, dewasa ini adalah 5,8 miliar barel dengan tingkat produksi 500 juta barel per tahun. Apabila cadangan baru tidak ditemukan dan tingkat pengurasan (recovery rate) tidak bertambah, maka sebelas (11) tahun lagi cadangan minyak bumi Indoesaia akan habis.

Dari sektor sumber daya gas, cadangan gas bumi tahun 2002 sebesar 90 TCP (triliun cubic Fet) baru dimanfaatkan setiap tahun 2,9 TCP saja.

Penerimaan negara dari sektor migas ini adalah pada tahun 1996, 43% dari APBN dan tahun 2003, menurun menjadi 22,9 %. Penyebab menurunnya penerimaan negara dari sektor pertambangan anatara lain rendahnya daya saing Indonesia dalam hal suply dan adanya peraturan dalam otonomi daerah yang menghambat iklim investasi, seperti retribusi, pembagian saham, serta birokrasi perizinan yang panjang dan lama.

  1. Solusi
    1. Perlu pengawasan pemerintah yang lebih ketat pada pengelolaan sumber daya alam
    2. Perlu adanya transparansi data antara transaksi pemerintah-investor dengan masyarakat. Sehingga masyarakat dapat ikut andil dalam pengwasaan proses pengelolaan sumber daya alam.
    3. Sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana seharusnya mengelola sumber daya alam dengan cara-cara yang benar. Salah satu contoh adalah menerapkan sistem tebang pilih bagi sektor kehutanan, atau tidak menggunakan bahan peledak atau racun untuk menangkap ikan. Hal ini dimaksudkan agar kelestariannya tetap terjaga.
    4. Ketegasan dalam penegakan hukum oleh pemerintah kepada pihak-pihak yang menyalahgunakan pengelolaan sumber daya alam.
    5. Analisis /pembahasan

Pengelolaan sumber daya alam yang ada saat ini sebagian besar dilakukan oleh para investor dari luar negeri. Secara garis besar arus keuntungan lebih mengarah ke investor. Hal ini menyebabkan kurangnya kesejahteraan masyarakat lokal, di mana mereka seperti tersekat di negeri sendiri untuk mengelola sumber daya alam. Pembagian keuntungan antara pemerintah dengan investor juga belum dapat dikatakan adil. Salah satu contohnya adalah PT Freeport (AS) yang melakukan pembagian keuntungan 1% untuk pemilik tanah (Indonesia) dan 99% untuk pemilik perusahaan (AS). 1% yang diperoleh masih di perparah dengan tidak transparasinya data oleh pemerintah. Hal inilah yang menyebabkan masih banyaknya pungutan liar oleh oknum pejabat yang tidak bertanggung jawab. Jadi hasil pengelolaan sumber daya alam Indonesia hanya menguntungkan investor dan pemerintah (walaupun masih sangat kecil) tanpa memperhatikan masyarakat lokal.

Dalam sektor kehutanan terjadi alih fungsi hutan. Kini hutan hanya dipandang sebagai suatu tempat yang meiliki nilai ekonomis dan menguntungkan, bukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

BAB III

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Sumber kekayaan alam Indonesia memiliki dampak yang besar dalam berbagai sektor khususnya sektor pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia.

  1. Saran

Keadaan Indonesia yang memiliki potensi kekayaan alam yang beraneka ragam harus diimbangi dengan proses pengelolaan yang benar dan saling menguntungkan untuk semua pihak.

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. A.    Latar Belakang

Pancasila merupakan ideologi bangsa yang digunakan sebagai acuan dalam berbangsa dan bernegara. Berkurangnya pengetahuan warga negara Indonesia tentang pancasila sangat berdampak besar bagi kemajuan bangsa. Hal itu tercermin dari segala kalangan baik itu kalangan pejabat publik, kalangan masyarakat, bahkan para lulusan perguruan tinggi. Banyak nilai-nilai pancasila yang tidak dipatuhi oleh tiga kalangan diatas, misalnya para pejabat tinggi korup, demonstrasi anarkis mahasiswa, dan juga tawuran/bentrokan antar warga.

  1. B.     Rumusan Masalah
    1. Apa pengertian nilai?
    2. Bagaimanakah ciri-ciri nilai?
    3. Bagaimanakah macam-macam nilai?
    4. Bagaimanakah implementasi pancasila sebagai sistem nilai?
  2. C.    Tujuan
    1. Mengetahui pengertian nilai
    2. Mengetahui macam-macam nilai
    3. Mengetahui bagaimana implementasi pancasila sebagai sistem nilai.
  3. D.    Manfaat

Dapat merealisasikan nilai-nilai yang ada pada pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari.

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. A.    Pengertian Nilai

      Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia.

Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan pancasila sebagai
ideologi terbuka. Perumusan pancasila sebagai dalam pembukaan UUD 1945. Alinea 4
dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental.
Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi. Betapapun pentingnya
nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya belum
operasional. Artinya kita belum dapat menjabarkannya secara langsung dalam
kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD 1945 sendiri menunjuk adanya undang-undang
sebagai pelaksanaan hukum dasar tertulis itu. Nilai-nilai dasar yang terkandung
dalam pembukaan UUD 1945 itu memerlukan penjabaran lebih lanjut. Penjabaran itu
sebagai arahan untuk kehidupan nyata. Penjabaran itu kemudian dinamakan Nilai
Instrumental.

Nilai Instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang
dijabarkannya Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam
bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan semangat yang sama dan dalam batas-batas
yang dimungkinkan oleh nilai dasar itu. Penjabaran itu jelas tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya.

 

  1. B.     Ciri-Ciri Nilai

      Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah Sebagai berikut:

  1. 1.      Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia

           Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai,tetapi kita tidak bisa mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah kejujuran itu.

  1. 2.      Nilai memiliki sifat normatif

           Artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (dassollen). Nilaidiwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap dan mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.

  1. 3.      Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung
    nilai

           Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya.
Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong
untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.

 

  1. C.    Macam-Macam Nilai
    1. 1.      Menurut filsafat

Menurut filsafat macam-macam nilai dibedakan menjadi tiga yaitu:

  1. Nilai logika adalah nilai benar salah.
  2. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah.
  3. Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk.

Berdasarkan klasifikasi di atas, kita dapat memberikan contoh dalam kehidupan.
Jika seorang siswa dapat menjawab suatu pertanyaan, ia benar secara logika.
Apabila ia keliru dalam menjawab, kita katakan salah. Kita tidak bisa mengatakan
siswa itu buruk karena jawabanya salah. Buruk adalah nilai moral sehingga bukan
pada tempatnya kita mengatakan demikian.

Contoh nilai estetika adalah apabila kita melihat suatu pemandangan, menonton sebuah pentas pertunjukan, atau merasakan makanan, nilai estetika bersifat
subjektif pada diri yang bersangkutan. Seseorang akan merasa senang dengan
melihat sebuah lukisan yang menurutnya sangat indah, tetapi orang lain mungkin
tidak suka dengan lukisan itu. Kita tidak bisa memaksakan bahwa lukisan itu
indah.

Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-hari.

  1. 2.      Notonegoro dalam Kaelan (2000)

           Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai itu adalah sebagai berikut.

  1. a.       Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani
    manusia atau kebutuhan ragawi manusia.
  2. b.      Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
    mengadakan kegiatan atau aktivitas.
  3. c.       Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.Nilai kerohanian meliputi:

1)      Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.

2)      Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan
(emotion) manusia.

3)      Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak (karsa, Will) manusia.

Nilai religius yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta
bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.

  1. D.    Pancasila Sebagai Sitem Nilai

      Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa
konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan
fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila
yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar
dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan
Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalan permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Dengan pernyataan secara singkat bahwa
nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

  1. 1.      Makna dalam Pancasila
    1. a.      Nilai Ketuhanan

    Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama.

  1. b.      Nilai Kemanusiaan

    Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.

  1. c.       Nilai Persatuan

    Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia.

  1. d.      Nilai Kerakyatan

    Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.

  1. e.       Nilai Keadilan

    Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah atauun batiniah.

Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan
normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional
dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai
instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya.
Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya, dengan
bersumber pada kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai
instrumental penyelenggaraan negara Indonesia.

  1. 2.      Nilai Pancasila menjadi Sumber Norma Hukum

           Upaya mewujudkan Pancasila sebagai sumber nilai adalah dijadikannya nilai nilai dasar menjadi sumber bagi penyusunan norma hukum di Indonesia. Operasionalisasi dari nilai dasar pancasila itu adalah dijadikannya pancasila sebagai norma dasar bagi penyusunan norma hukum di Indonesia. Negara Indonesia memiliki hukum nasional yang merupakan satu kesatuan sistem hukum. Sistem hukum Indonesia itu bersumber dan berdasar pada pancasila sebagai norma dasar bernegara. Pancasila berkedudukan sebagai grundnorm (norma dasar) atau staatfundamentalnorm (norma fundamental negara) dalam jenjang norma hukum di Indonesia.

Nilai-nilai pancasila selanjutnya dijabarkan dalam berbagai peraturan
perundangam yang ada. Perundang-undangan, ketetapan, keputusan, kebijaksanaan
pemerintah, program-program pembangunan, dan peraturan-peraturan lain pada
hakikatnya merupakan nilai instrumental sebagai penjabaran dari nilai-nilai
dasar pancasila.

Sistem hukum di Indonesia membentuk tata urutan peraturan perundang-undangan. Tata urutan peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur dalam ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang sumber hukum dan tata urutan perundang-undangan sebagai berikut.

  1. Undang-Undang Dasar 1945
  2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
  3. Undang-undang
  4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu)
  5. Peraturan Pemerintah
  6. Keputusan Presiden
  7. Peraturan Daerah

Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang pembentukan Peraturan
perundang-undangan juga menyebutkan adanya jenis dan hierarki peraturan
perundang-undangan sebagai berikut:

  1. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
  2. Undang-undang/peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perpu)
  3. Peraturan pemerintah
  4. Peraturan presiden
  5. Peraturan daerah.

Pasal 2 Undang-undang No. 10 Tahun 2004 menyatakan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum negara. Hal ini sesuai dengan kedudukannya sebagai dasar (filosofis) negara sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 Alinea IV.

  1. 3.      Nilai Pancasila menjadi Sumber Norma Etik

           Upaya lain dalam mewujudkan pancasila sebagai sumber nilai adalah dengan
menjadikan nilai dasar Pancasila sebagai sumber pembentukan norma etik (norma
moral) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai
pancasila adalah nilai moral. Oleh karena itu, nilai pancasila juga dapat
diwujudkan kedalam norma-norma moral (etik). Norma-norma etik tersebut
selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam bersikap dan
bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bangsa indonesia saat ini sudah berhasil merumuskan norma-norma etik sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku. Norma-norma etik tersebut bersumber pada pancasila sebagai nilai budaya bangsa. Rumusan norma etik tersebut
tercantum dalam ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, Bernegara, dan Bermasyarakat.Ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang etika Kehidupan Berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat merupakan penjabaran nilai-nilai pancasila sebagai pedoman dalam berpikir, bersikap, dan bertingkah laku yang merupakan cerminan dari nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan yang sudah mengakar dalam kehidupan bermasyarakat

  1. a.      Etika sosial dan budaya

    Etika ini bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan
kembali sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling
mencintai, dan tolong menolong di antara sesama manusia dan anak bangsa. Senafas dengan itu juga menghidupkan kembali budaya malu, yakni malu berbuatkesalahandan semua yang bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Untuk itu, perlu dihidupkan kembali budaya keteladanan yang harus dimulai dan diperlihatkan contohnya oleh para pemimpin pada setiap tingkat dan lapisan masyarakat.

  1. b.      Etika pemerintahan dan politik

    Etika ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efisien, dan efektif; menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang bercirikan
keterbukaan, rasa tanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat; menghargai
perbedaan; jujur dalam persaingan; ketersediaan untuk menerima pendapat yang
lebih benar walau datang dari orang per orang ataupun kelompok orang; serta
menjunjung tinggi hak asasi manusia. Etika pemerintahan mengamanatkan agar para pejabat memiliki rasa kepedulian tinggi dalam memberikan pelayanan kepada publik, siap mundur apabila dirinya merasa telah melanggar kaidah dan sistem nilai ataupun dianggap tidak mampu memenuhi amanah masyarakat, bangsa, dan negara.

  1. c.       Etika ekonomi dan bisnis

    Etika ekonomi dan bisnis dimaksudkan agar prinsip dan perilaku ekonomi, baik oleh pribadi, institusi maupun pengambil keputusan dalam bidang ekonomi, dapat melahirkan kiondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan yang jujur, berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi dan kemampuan bersaing, serta terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan ekonomi rakyat melalui usaha-usaha bersama secara berkesinambungan.Hal itu bertujuan menghindarkan terjadinya praktik-praktik monopoli, oligopoli, ekonomi yang bernuansa KKN ataupun rasial yang berdampak negatif terhadap efisiensi, persaingan sehat, dan keadilan; serta menghindarkanperilaku menghalalkan segala cara dalam memperoleh keuntungan.

  1. d.      Etika penegakan hukum yang berkeadilan

    Etika penegakan hukum dan berkeadilan dimaksudkan untuk menumbuhkan keasadaran bahwa tertib sosial, ketenangan, dan keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujudkan dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang ada. Keseluruhan aturan hukum yang menjamin tegaknya supremasi hukum sejalan dengan menuju kepada pemenuha rasa keadilan yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat.

  1. e.       Etika keilmuan dan disiplin kehidupan

    Etika keilmuan diwujudkan dengan menjunjung tingghi nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu berpikir rasional, kritis, logis dan objektif. Etikaini etika ini ditampilkan secara pribadi dan ataupun kolektif dalam perilaku gemar membaca, belajar, meneliti, menulis, membahas, dan kreatif dalam menciptakan karya-karya baru, serta secara bersama-sama menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dengan adanya etika maka nilai-nilai pancasila yang tercermin dalam norma-norma etik kehidupan berbangsa dan bernegara dapat kita amalkan. Untuk berhasilnya perilaku bersandarkan pada norma-norma etik kehidupan berbangsa dan  bernegara, ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai berikut.

1)      Proses penanaman dan pembudayaan etika tersebut hendaknya menggunakan bahasa agama dan bahasa budaya sehingga menyentuh hati nurani dan mengundang simpati dan dukungan seluruh masyarakat. Apabila sanksi moral tidak lagi efektif, langkah-langkah penegakan hukum harus dilakukan secara tegas dan konsisten.

2)      Proses penanaman dan pembudayaan etika dilakukan melalui pendekatan
komunikatif, dialogis, dan persuasif, tidak melalui pendekatan cara
indoktrinasi.

3)      Pelaksanaan gerakan nasional etika berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat secara sinergik dan berkesinambungan yang melibatkan seluruh potensi bangsa, pemerintah ataupun masyarakat.

4)      Perlu dikembangkan etika-etika profesi, seperti etika profesi hukum, profesi
kedokteran, profesi ekonomi, dan profesi politik yang dilandasi oleh pokok-pokok etika ini yang perlu ditaati oleh segenap anggotanya melalui kode etik profesi masing-masing.

5)      Mengkaitkan pembudayaan etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat sebagai bagian dari sikap keberagaman, yang menempatkan
nilai-nilai etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat di samping tanggung jawab kemanusiaan juga sebagai bagian pengabdian pada Tuhan Yang Maha Esa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

Simpulan

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia.

Pancasila memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat diantaranya Nilai itu suatu
realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia, Nilai memiliki sifat normatif,
dan Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator.

Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang
fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan
Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan
Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan
permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila banyak memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan bangsa Indonesia, salah satunya adalah “Pancasila sebagai suatu sistem etika”.Di dunia internasional bangsa Indonesia terkenal sebagai salah satu negara yang memiliki etika yang baik, rakyatnya yang ramah tamah, sopan santun yang dijunjung tinggi dan banyak lagi, dan pancasila memegang peranan besar dalam membentuk pola pikir bangsa ini sehingga bangsa ini dapat dihargai sebagai salah satu bangsa yang beradab didunia.Kecenderungan menganggap acuh dan sepele akan kehadiran pancasila diharapkan dapat ditinggalkan. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang beradab. Pembentukan etika bukan hal yang susah dan bukan hal yang gampang, karena berasal dari tingkah laku dan hati nurani. Semoga rangkuman ini dapat membuka pikiran akan pentingnya arti sebuah pancasila bagi kehidupan bangsa ini.

Tetapi pada prinsipnya membicarakan asas-asas dari tindakan dan perbuatan manusia, serta sistem nilai apa yang terkandung di dalamnya.            Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Disetiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua “ kemanusian yang adil dan beradab” tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar, Setiap sila pada dasarnya merupakan azas dan fungsi sendiri-sendiri, namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematik. Pancasila adalah suatu kesatuan yang majemuk tunggal, setiap sila tidak dapat berdiri sendiri terlepas dari sila lainnya, diantara sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan.Inti dan isi Pancasila adalah manusia monopluralis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat (jasmani –rohani), sifat kodrat (individu-makhluk sosial), kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri, yaitu makhluk Tuhan Yang Maha Esa.Unsur-unsur hakekat manusia merupakan suatu kesatuan yang bersifat organis dan harmonis, dan setiap unsur memiliki fungsi masing-masing namun saling berhubungan.

Pancasila merupakan penjelmaan hakekat manusia monopluralis sebagai kesatuan organis. Dalam pembentukan sistem etika dikenal namanya nilai, norma dan moral. Pengertian tiap-tiapnya, dan hubungan antaranya.

  1. Pengertian nilai, norma, dan moral.
    1. 1.      Nilai: Sifat atau kualitas yang melekat pada suatu obyek, bukan obyek itu sendiri.
    2. 2.      Norma: Aturan tingkah laku yang ideal
    3. Moral: Integritas dan martabat pribadi manusia
    4. Etika: memiliki makna suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran dan pandangan moral.
    5. Hubungan antara nilai, norma, dan moral.

Norma dan moral langsung maupun tidak langsung memiliki hubungan yang cukup erat, karena masing-masing akan menentukan etika bangsa ini. Hubungan antarnya dapat diringkas sebagai berikut :

  1. Nilai

Kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia (lahir dan batin). – Nilai bersifat abstrak hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti dan dihayatiolehmanusia. Nilai berkaitan dengan harapan, cita-cita, keinginan, dan segala sesuatu pertimbangan batiniah manusia. Nilai dapat bersifat subyektif bila diberikan oleh subyek, dan bersifat obyektif bila melekat pada sesuatu yang terlepas dari arti penilaian manusia

  1. Norma

Wujud konkrit dari nilai, yang menuntun sikap dan tingkah laku manusia. Norma hukum merupakan norma yang paling kuat keberlakuannya karena dapat dipaksakan oleh suatu kekuasaan eksternal, misalnya penguasa atau penegak hukum.

  1. Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika.
  2. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang akan tercermin pada sikap dan tingkah lakunya. Norma menjadi penuntun sikap dan tingkah laku manusia.
  3. Moral dan etika sangat erat hubungannya. Etika adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang prinsip-prinsip moralitas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Rukiyati, dkk.2008.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:UNY Press

D        A       G      D
Duduk dipojok bangku deretan belakang
D      A         Bm
Didalam kelas penuh dengan obrolan
A   G       D
Selalu mengacau laju khayalan
D       A          G       D
Dari jendela kelas yang tak ada kacanya
D           A           Bm
Dari sana pula aku mulai mengenal
A     G     D
Seraut wajah berisi lamunan

Interlude: D C#m Bm A G DEm A
D C#m Bm A D

D       A        G     D
Bibir merekah dan merah selalu basah
D       A      Bm
Langkahmu tenang kala engkau berjalan
A     G     D
Tinggi semampai gadis idaman

Reff :
F#m        Bm
Kau datang membawa
F#m    Bm
Sebuah cerita
G      D     A      D
Darimu itu pasti lagu ini tercipta
G      D     A      D
Darimu itu pasti lagu ini tercipta

Interlude : G F#m Bm A G Bm
G F#m G C Bm A Bm G Bm A Bm G Bm

D       A          G       D
Dari jendela kelas yang tak ada kacanya
D         A      Bm
Tembus pandang kekantin bertalu rindu
A   G      D
Datang mengetuk pintu hatiku

Balik ke Reff

 

C G F C F C Dm G

C G F C F C G C

Izinkanlah ku kecup keningmu bukan hanya ada di dalam angan

Esok pagi kau buka jendela kan kau dapati seikat kembang  merah

Engkau tahu aku mulai bosan bercumbu dengan bayang-banyang

Bantulah aku temukan diri menyambut pagi membuang sepi

F G C F Dm C

F G C F Dm C G

Izinkanlah aku kenang sejenak perjalanan oho oho…

Dan biarkan ku mengerti… apa yang tersimpan dimatamu….ho..ho..

 

Barang kali ditengah telaga ada tersisa butiran cinta

Dan semoga kerinduan ini bukan jadi mimpi di atas mimpi

 

Izinkanlah aku rindu pada hitam rambutmu

Dan biarkan ku bernyanyi demi hati yang risau ini

 

Barang kali ditengah telaga ada tersisa butiran cinta

Dan semoga kerinduan ini bukan jadi mimpi di atas mimpi

Intro: C F C Dm G C 2x

C                             F                              C

Kusangkakan panas berpanjangan

Dm                         G                             C

Rupanya gerimis rupana gerimis mengundang

F                              G             C

Dalam tak sedar ku kebasahan

C                             F              C

Pernah juga kau pinta perpisahan

Dm                         G                             C

Aku sangkakan itu hanyalah gurauan

F                              G                             C

Nyata kau s’rius dalam senyuman

Reff:

F

Bukan sekejap denganmu

Dm

Bukan mainan hasratku

G                                     C

Engkaupun tahu niatku tulus dan suci

F

Senang benar kau ucapkan

Dm

Kau anggap itu suratan

G                                             C

S’dikitpun riak wajahmu tiada terkilau

F

Hanya aku separuh nyawa

C

Menahan sebak di dada

F

Sedangkakan kau bersahaja

C

Berlalu tanpa kata

Dm                   G                   C

Terasa diri amat terhina kau lakukan

Dm                   G                   C

Terasa diri amat terhina kau lakukan

 

F C Dm G C C F C Dm G G C

back to: reff

C                        F                   C

Sia sia ku korban selama ini

Dm                G                 C

Jika kasihku jika hatiku kau gurih

F                              G                      C

Dalam tak sedar ku mnenangis